Sekarang bulan September, pengen nge-post sesuatu yang bermanfaat deh. Berhubung ini bulan September dan bulan ini mengingatkan gw sama kejadian yang terjadi di bulan yang sama tapi berlangsung ditahun sebelumnya yaitu tentang wisuda gue. Tapi gue ga akan membahas prosesi wisuda atau apapun yang terjadi pas gue wisuda. Kali ini gue akan membahas sesuatu yang telah mendukung gue untuk bisa wisuda dan sesuatu itu cukup bermanfaat. Apakah itu? Itu adalah jeng….jeng……… SKRIPSI. Ahaahaaa. Ribet ye bahasa gue, tapi gak papalah, namanya juga masih newbie didunia perTULISAN. :)
Okay, sekarang kita masuk ke bagian yang serius. Hehee. Berhubung skripsi saya cukup tebal (133 halaman, sudah termasuk lampiran) maka saya akan menyingkatnya menjadi lima belas halaman dan ringkasan itu saya ambil dari naskah publikasi yang sebelumnya sudah saya buat. So, cekidot hayuuukkk :)
JUDUL SKRIPSI :
STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA
OLEH :
DWI EKA PUTRI (H0306052)
DI BAWAH BIMBINGAN :
DR. IR. MOHD.HARISUDIN,MSi dan R.KUNTO ADI SP.MP
PENDAHULUAN
Pertanian sampai saat ini masih diyakini sebagai salah satu akar perekonomian bangsa Indonesia. Menurut Wibowo (2004), pembangunan pertanian dilaksanakan melalui pengembangan diberbagai sektor pertanian seperti pada sub sektor tanaman pangan. Pembangunan dan pengembangan sub sektor tanaman pangan mempunyai posisi yang strategis dan penting karena sub sektor ini mempunyai peran sebagai penghasil makanan pokok bagi penduduk Indonesia sehingga peranan ini tidak dapat disubtitusi secara sempurna oleh sektor lain. Di Indonesia, salah satu komoditas tanaman pangan yang dikembangkan ialah kedelai. Kedelai adalah salah satu dari sekian banyak produk pertanian yang dibutuhkan dan diminati masyarakat di Indonesia, baik sebagai bahan makanan manusia, pakan ternak, dan bahan baku industri. Salah satu hasil olahan kedelai yang banyak berkembang di masyarakat adalah tahu.
Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang terdapat beberapa industri yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian, terutama komoditas pangan diantaranya yaitu industri tempe yang memiliki jumlah unit usaha terbesar yaitu 227 unit, industri mebel dan bubut kayu dengan 108 unit dan industri tahu yang memiliki jumlah unit usaha sebesar 99 unit. Dilihat dari jumlah unit industri tahu di Kota Surakarta pada tahun 2008, menandakan bahwa industri tahu merupakan salah satu industri yang masih dibutuhkan dan menjadi salah satu industri yang berpotensi untuk dikembangkan. Untuk memenuhi permintaan akan tahu di Kota Surakarta tidak cukup hanya melakukan peningkatan pengembangan produksinya saja, tetapi juga perlu didukung aspek pemasarannya. Pemasaran merupakan suatu proses perencanaan dan implementasi dari konsep produk, pricing, promosi, dan distribusi sehingga dapat diciptakan pertukaran agar dapat memuaskan kebutuhan pelanggan dan perusahaan sekaligus (The American Marketing Assocciation dalam Iswanto, 2008).
Mekanisme pemasaran tahu melibatkan beberapa pihak diantaranya produsen, konsumen, pemasok dan lembaga pemasaran. Masalah yang dihadapi industri tahu di Kota Surakarta salah satunya adalah masalah pemasaran. Dilihat dari produknya, tahu memiliki kelemahan yaitu kandungan airnya yang tinggi sehingga mudah rusak sehingga tahu harus segera didistribusikan ke tangan konsumen agar kualitasnya tetap baik dan tidak berjamur sehingga diperlukan suatu solusi agar produk tahu tetap terjamin kualitasnya ketika sampai ditangan konsumen. Terkadang ada beberapa tahu yang tidak habis terjual sehingga diperlukan suatu perbaikan sistem pemasaran atau sistem penjualannya agar semua produk laku terjual. Selain itu, tahu dapat diolah menjadi berbagai macam olahan seperti yang sudah berkembang dimasyarakat saat ini sehingga pengusaha harus mampu bersaing untuk menciptakan kreasi olahan tahu yang sesuai dengan permintaan konsumen. Banyaknya pesaing dalam memproduksi tahu menyebabkan pengembangan tahu serta pemasaran tahu harus mampu menciptakan nilai tambah dari produk tahu sehingga mampu bersaing dengan produsen lain. Fakta-fakta diatas menunjukkan bahwa usaha pemasaran tahu di Kota Surakarta memiliki kekuatan dan potensi serta dihadapkan pada kendala-kendala yang dapat berupa kelemahan maupun hambatan sehingga faktor-faktor tersebut sangat penting diidentifikasi sebagai pertimbangan alternatif strategi.
METODE PENELITIAN
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalah yang aktual.
Metode pemilihan lokasi penelitian dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive (disengaja) yaitu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1997). Penelitian ini dilaksanakan di Kota Surakarta dengan pertimbangan bahwa di Kota Surakarta terdapat sentra industri tahu. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sampling (disengaja) yaitu di Kecamatan Jebres, karena Kecamatan Jebres merupakan sentra industri tahu. Metode penetuan faktor-faktor strategis dilakukan secara purposive sampling dengan dilakukan penelusuran secara teknik snowball. Pengambilan reponden untuk penentuan bobot dan nilai daya tarik dilakukan secara purposive sampling.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Analisis faktor internal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal kunci yang menjadi kekuatan dan kelemahan di dalam pemasaran tahu, meliputi kondisi keuangan, sumber daya manusia, pemasaran (produk, harga, distribusi, promosi) dan produksi/operasional. Analisis faktor eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal kunci yang menjadi peluang dan ancaman bagi pemasaran tahu meliputi pemerintah, pesaing, konsumen, pemasok dan lembaga pemasaran. Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari faktor internal serta peluang dan ancaman dari faktor eksternal dalam pemasaran tahu di Kota Surakarta digunakan analisis SWOT
2.Alternatif strategi
Untuk merumuskan alternatif strategi pemasaran tahu di Kota Surakarta digunakan analisis Matriks SWOT. Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman dari faktor eksternal yang dihadapi oleh suatu industri dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Analisis SWOT digambarkan ke dalam Matriks SWOT dengan 4 kemungkinan alternatif strategi, yaitu stategi kekuatan-peluang (S-O strategies), strategi kelemahan-peluang (W-O strategies), strategi kekuatan-ancaman (S-T strategies), dan strategi kelemahan-ancaman (W-T strategies). (PICT 1)
3.Prioritas strategi
Untuk menentukan prioritas strategi dalam pemasaran tahu di Kota Surakarta digunakan analisis Matriks QSP. Matriks QSP digunakan untuk mengevaluasi dan memilih strategi terbaik yang paling cocok dengan lingkungan eksternal dan internal. Alternatif strategi yang memiliki nilai total terbesar pada matriks QSP merupakan strategi yang paling baik. (PICT2)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Visi, Misi dan Tujuan Sentra Industri Tahu
Industri tahu yang berada di Kota Surakarta merupakan usaha yang belum berbadan hukum, tidak memiliki struktur organisasi yang jelas, belum menerapkan prinsip-prinsip manajemen modern, sistem pembukuan yang belum tertata dengan baik. Industri kecil ini menjalankan usahanya secara manajemen tradisional sehingga belum dapat menyusun visi, misi serta tujuan industri tersebut. Secara umum, tujuan usaha dari pengusaha-pengusaha tahu di sentra industri tahu Kota Surakarta adalah mencapai laba maksimal, mempertahankan dan meningkatkan usahanya serta menambah kualitas tahu.
B.Perumusan Strategi Pemasaran Tahu di Kota Solo
1.Analisis Faktor Internal dan Eksternal
Dalam penentuan alternatif strategi pemasaran, digunakan analisis SWOT untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam memasarkan tahu di Kota Surakarta.
a.Analisis Faktor Internal :
Analisis faktor internal meliputi kondisi keuangan, sumber daya manusia, pemasaran, produksi dan manajemen.
1)Kondisi Keuangan
Pengelolaan keuangan dilakukan sendiri oleh pengusaha tahu sehingga sistem akuntansi dan pembukuan keuangan masih sangat sederhana. Hal ini dapat dilihat dari sistem pencatatan keuangannya yang kurang baik, terkadang ada yang tidak tercatat bahkan sering tercampur antara keuangan rumah tangga dan kebutuhan usaha.
2)Sumber Daya Manusia
Faktor sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting karena manusia berperan dalam setiap proses produksi dan proses pengambilan keputusan untuk semua fungsi dalam kegiatan pemasaran. Kualitas dan kemampuan pelaku usaha dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja dan, etos kerja, mental dan kemampuan fisik karyawan yang bersangkutan.
3)Pemasaran
Aspek pemasaran juga berhubungan dengan bauran pemasaran yang meliputi empat variabel analisis terhadap produk, harga, distribusi dan promosi. Adapun empat variabel tersebut adalah:
a)Produk
Tahu memiliki kelembutan tekstur yang menyebabkan tahu mudah dikunyah, mengandung kalsium dan protein serta mudah dijumpai di pasaran. Harganya relatif murah dan dapat dimasak dengan aneka cara seperti digoreng atau bahkan hanya direbus. Masyarakat menyukai tahu sebagai lauk pauk dan cemilan. Produk tahu yang dihasilkan oleh pengusaha tahu adalah jenis tahu putih berbentuk persegi dengan berbagai ukuran seperti ukuran 2 x 2 cm atau 5 x 5 cm. Pengusaha juga memproduksi tahu kempal yaitu jenis tahu putih yang dipadatkan dan diikat dalam kain dan tahu sayur. Jenis tahu putih lebih banyak diproduksi dibandingkan tahu kuning karena jenis tahu ini lebih disukai oleh konsumen.
b)Harga
Harga adalah salah satu variabel pemasaran yang perlu diperhatikan oleh para pengusaha karena harga akan langsung mempengaruhi besarnya volume penjualan dan laba yang akan diperoleh. Harga tahu tergantung dari ukuran serta ketebalan tahu. Semakin besar ukuran dan ketebalannya maka semakin tinggi harganya.
c)Promosi
Promosi merupakan kegiatan mengenalkan produk yang telah dibuat oleh produsen kepada masyarakat luas. Untuk promosi produknya, pengusaha tahu lebih memilih mempromosikan produknya dengan personal selling dimana pengusaha tahu akan menjelaskan secara lisan mengenai produknya.
d)Distribusi
Saluran distrbusi merupakan hal penting dalam lalu lintas perdagangan dari produsen ke konsumen. Pola saluran distribusi yang pertama adalah pola saluran distribusi langsung dimana pengusaha tahu dapat menyampaikan produk ke tangan konsumen tanpa melalui perantara. Pola saluran distribusi yang kedua adalah pola saluran distribusi tidak langsung dimana pengusaha tahu memerlukan perantara agar produknya dapat sampai ke tangan konsumen.
4)Produksi
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat tahu sangat mudah diantaranya kedelai, air dan asam cuka yang dipakai sebagai campuran sari kedelai agar dapat menggumpal menjadi tahu. Dalam seluruh proses produksi tahu, air bersih sangat penting, baik untuk mencuci, merendam maupun untuk membuat sari kedelai.
5)Manajemen
Kegiatan industri tahu di Kota Surakarta tidak terlepas dari prinsip-prinsip manajemen yaitu mengatur kegiatan usaha dengan tahap-tahap seperti perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan evaluasi. Industri tahu dalam menjalani kegiatan usahanya memang belum mampu untuk melaksanakan tahapan dari prinsip manajemen secara baik akan tetapi industri ini sudah mampu menerapkan prinsip manajemen dalam mengelola usahanya walaupun tidak secara sempurna.
b.Analisis Faktor Eksternal
1)Pemerintah
Pemerintah Kota Surakarta memiliki peran untuk keberlangsungan industri kecil tahu. Pemerintah melalui beberapa peraturan dan kebijakannya, mengharapkan bahwa industri kecil tahu mampu untuk bertahan bahkan lebih berkembang.
2)Pesaing
Pemasaran tahu di Kota Surakarta tidak terlepas dari persaingan yang cukup ketat antar pengusaha diluar sentra industri maupun pengusaha yang berada di luar Kota Surakarta. Pesaing industri tahu Kota Surakarta berasal dari wilayah lain seperti Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo. Selain itu, persaingan terhadap produk sejenis lainnya seperti tempe, juga banyak mempengaruhi pemasaran tahu.
3)Konsumen
Pembeli atau pelanggan mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka untuk menekan turunnya harga dan permintaan terhadap kualitas produk yang lebih baik. Dalam bentuk yang lain kemampuan pelanggan dapat menjadi penghalang masuknya suatu industri ke dalam suatu daerah apabila sudah terbentuk kepercayaan pelanggan pada produk tertentu.
4)Pemasok bahan baku
Pemasok bahan baku kedelai sangat penting bagi berlangsungnya produksi tahu di Kota Surakarta. Tanpa adanya pemasok bahan baku, produksi tahu tidak akan berjalan. Pemasok bahan baku kedelai berasal dari berbagai tempat seperi pemasok yang berasal dari daerah Mojosongo dan Surakarta. Pemasok bahan baku mendapatkan pasokan kedelai dari petani-petani yang berasal dari daerah Praci, Batu, Purwodadi, Sragen, Gemolong, Nganjuk atau Madura.
5)Lembaga pemasaran
Adanya jarak antara produsen dan konsumen akhir akan memerlukan keterlibatan beberapa pedagang perantara untuk menyalurkan produk dari produsen ke tangan konsumen akhir. Semakin jauh jarak antara produsen dan konsumen akan mengakibatkan relatif panjangnya saluran pemasaran yang dapat mengakibatkan tingginya harga beli yang harus dibayar oleh konsumen akhir. Perantara saluran pemasaran tahu di Kota Surkarta adalah melalui pedagang pengecer. Pedagang eceran (retailer) adalah pedagang yang mengambil barang dan menjualnya kembali langsung kepada konsumen. Pedagang eceren membantu pengusaha tahu memasarkan produk tahu ke berbagai tempat seperti memasarkan ke Pasar Legi, Pasar Gede, Pasar Nusukan, Pasar Mojosongo. Selain itu, beberapa pedagang eceran membantu memasarkan ke Rumah Sakit Brayat Minulya dan Dr.Oen Kandang Sapi, mendatangi langsung konsumen yang berada di komplek perumahan serta ke pabrik Sritex.
6)Teknologi
Teknologi pengolahan pangan pada saat ini sudah berkembang maju sehingga perkembangan ini membawa dampak yang positif bagi para pelaku usaha pembuatan tahu. Adanya perkembangan teknologi pengolahan pangan yang berkembang di masyarakat seperti mesin boiler, alat pencetak tahu dan perebusan yang terbuat dari bahan alumunium, perkembangan media promosi melalui internet dan lain sebagainya, menjadikan peluang bagi pengusaha untuk dapat memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut dengan baik sehingga membawa dampak yang positif bagi pengusaha.
2.Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman
Berdasarkan hasil analisis faktor internal dan eksternal maka dapat diidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap pemasaran tahu di Kota Surakarta. Adapun faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. (PICT3)
a.Identifikasi Faktor Kekuatan
1)Pengalaman usaha di bidang industri tahu
Pengalaman produksi dalam mengolah sangat diperlukan untuk menunjang kualitas tahu yang dihasilkan. Pengusaha tahu akan lebih mahir menentukan sikap apa yang harus diambil ketika kondisi perekonomian berubah atau ada hambatan dari lingkunga sekitar.
2)Hubungan yang baik antar pengusaha
Hubungan baik yang terjalin antar pengusaha tahu sangat baik. Antar pengusaha tahu menjalin hubungan yang tidak merugikan masing-masing pihak. Hubungan baik ini tercermin dari beberapa kegiatan, misalnya adalah kegiatan diskusi yang diadakan setiap satu bulan sekali untuk sekedar bertukar informasi maupun membahas masalah-masalah yang dihadapi oleh pengusaha tahu.
3)Saluran distribusi yang pendek
Saluran distribusi tahu di sentra industri tahu Kota Surakarta merupakan saluran distribusi yang pendek. Hal ini sesuai dengan sifat dari produk tahu itu sendiri yang mudah rusak sehingga dengan saluran distribusi yang pendek, tahu dapat sampai ke tangan konsumen dengan kondisi yang tidak rusak.
4)Kualitas produk tahu baik
Tahu produksi Kota Surakarta merupakan tahu yang layak dan aman untuk dikonsumsi karena tahu yang diproduksi oleh pengusaha tahu terbuat dari bahan-bahan yang aman untuk dikonsumsi. Produk tahu dapat bertahan hingga lebih dari sehari karena tahu yang dihasilkan terbuat dari bahan-bahan yang tidak mengandung zat pewarna tekstil dan zat pengawet yang berbahaya lainnya.
5)Kontinuitas produksi terjamin
Pengusaha tahu tidak pernah mengalami kekurangan pasokan bahan baku. Tetap tersedianya pasokan bahan baku dari pemasok terkait kontinuitas produksi tahu terjamin setiap harinya.
b.Identifikasi Faktor Kelemahan
1)Modal usaha terbatas
Permodalan merupakan salah satu aspek penting dalam menjalankan suatu usaha. Permodalan untuk menjalankan usaha pemasaran tahu masih terbatas. Modal sebagian besar berasal dari milik pribadi sehingga untuk mengembangkan usaha ataupun untuk perluasan pemasaran tidak mudah.
2)Tingkat pendidikan yang rendah
Tingkat pendidikan pengusaha tahu beragam, mulai dari lulusan Sekolah Dasar hingga lulusan Sekolah Menengah Atas. Tingkat pendidikan yang rendah berpengaruh pada keterampilan dan pengetahuan untuk memproduksi dan memasarkan produk tahu dengan baik.
3)Tidak adanya keragaman produk
Produk tahu yang dihasilkan adalah tahu putih yang biasanya digunakan untuk konsumsi sehari-hari. Pengusaha belum memproduksi tahu jenis lainnya seperti tahu kuning, tahu sutera, dan tahu kering beku. Hal ini masih terkait dengan permintaan kosumen di Kota Surakarta yang lebih tertarik dengan tahu putih. Tidak adanya keragaman produk berakibat pada produksi dan penjualan yang statis.
4)Promosi terbatas
Pemasaran yang selama ini dilakukan hanya melalui mulut ke mulut para pelanggan. Hal ini menurut beberapa pengusaha dinilai lebih efektif dan murah jika dibandingkan dengan promosi melalui media cetak dan elektronik. . Promosi lewat mulut ke mulut selama ini dianggap cukup menguntungkan, namun memiliki kelemahan yaitu belum mencakup wilayah yang lebih luas lagi.
5)Pengelolaan kurang higienis
Proses pembuatan tahu kurang higienis dilihat dari cara pembuatan, alat produksi dan kebersihan lingkungan. Pengusaha tahu kurang menjaga kebersihan saat memproduksi tahu sehingga berpengaruh pada kualitas tahu yang dihasilkan. Jika dilihat langsung ke pabrik pembuatan tahu, maka akan menemukan beberapa peralatan yang tampak tidak terawat dan tidak bersih.
6)Belum melaksanakan pengawasan dan evaluasi secara baik
Industri tahu yang dijalankan sebagian besar merupakan usaha yang sifatnya turun temurun dan dikelola dengan manajemen keluarga. Usaha yang dikelola dengan menggunakan manajemen tradisional belum menerapkan salah satu prinsip manajemen modern yaitu pengawasan dan evaluasi secara baik. Pengusaha tahu lebih banyak menekankan bagaimana menghasilkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya tanpa melakukan kegiatan pengawasan dan evaluasi.
7)Limbah belum dikelola secara optimal
Limbah air dari hasil produksi seringkali dibuang begitu saja ke saluran-saluran pembuangan air secara sembarang. Limbah biasanya dibuang ke saluran didepan rumah atau dialirkan ke sungai-sungai kecil disekitar pemukiman penduduk sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Pengusaha-pengusaha ini belum mendapatkan pengarahan serta informasi secara jelas dari pihak pemerintah yang membina industri-industri tahu untuk mengolah limbah air dari hasil produksi.
c.Identifikasi Faktor Peluang
1)Adanya perhatian dari pemerintah
Industri tahu mulai dari skala industri kecil sampai menengah selalu mendapat perhatian pemerintah daerah. Bentuk perhatian pemerintah daerah antara lain adanya subsidi kedelai pada Tahun 2007 dan bantuan permodalan bagi pengusaha tahu yang ingin mengembangkan usahanya dengan cara mengirimkan proposal ke Dinas Koperasi bagian pengembangan usaha kecil dan menengah.
2)Adanya kepercayaan dari konsumen
Kepercayaan yang diberikan konsumen kepada pengusaha tahu merupakan suatu aset bagi para pengusaha. Pengusaha tahu di Kota Surakarta telah memperoleh kepercayaan dari konsumennya, hal ini dapat dilihat dari kontinyuitas permintaan konsumen terhadap produk tahu yang cenderung stabil.
3)Kontinuitas bahan baku terjamin
Ketersediaan pasokan bahan baku kedelai akan berkaitan dengan proses produksi dan harga jual tahu. Kontinuitas pasokan bahan baku kedelai terjamin karena para pemasok mendapatkan kedelai dari para petani yang berada di dalam maupun luar Jawa Tengah. Selain kedelai lokal, pemasok juga mendatangkan kedelai impor yang berasal dari Negara Amerika Serikat.
4)Pedagang membantu memperluas pasar
Adanya pedagang pengecer dalam sistem penyaluran produk hingga sampai pada tangan konsumen dapat membantu pengusaha tahu dalam memasarkan produknya dan menjangkau pasar lebih luas. Pedagang membantu memasarkan produk tahu untuk konsumsi rumah tangga, rumah sakit Brayat Minulya dan Dr. Oen hingga ke pabrik Sritex.
5)Perkembangan teknologi pengolahan pangan
Perkembangan teknologi pengolahan pangan terutama dalam hal memproduksi tahu adalah dengan adanya mesin pemanas yang sudah menggunakan mesin boiler. Manfaat dari mesin boiler ini adalah lebih hemat bahan bakar dan proses pemanasannya lebih cepat.
d.Identifikasi Faktor Ancaman
1)Implementasi kebijakan/peraturan rendah
Program-program dari pemerintah belum terlaksana dengan baik. Pemerintah belum mampu merangkul semua industri kecil tahu di Kota Surakarta dimana dalam 10 tahun terakhir ini, pemerintah hanya memberikan bantuan berupa subsidi kedelai pada tahun 2007 dan bantuan peralatan pada tahun 2004 yang ternyata tidak seluruhnya didapatkan oleh pengusaha.
2)Proses yang rumit untuk mendapatkan pinjaman modal dari Dinas Koperasi
Pengusaha tahu jarang sekali mendapatkan pinjaman modal dengan berbagai alasan. Alasan pengusaha tahu tidak meminjam modal dari Dinas Koperasi adalah proses yang berbeli-belit dan membutuhkan waktu yang cukup lama agar proposal disetujui dan pinjaman dapat dicairkan.
3)Adanya persaingan kualitas dan kuantitas tahu antar industri tahu
Banyaknya pengusaha tahu yang berasal dari luar sentra industri tahu mengakibatkan persaingan yang tinggi. Persaingan antara produk sejenis di luar sentra industri tahu dan sekitarnya dapat menjadi ancaman jika produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik atau harga yang lebih murah.
4)Adanya fluktuasi harga bahan baku
Fluktuasi harga bahan baku kedelai akan mempengaruhi produksi dan harga jual tahu. Modal untuk bahan baku bertambah, biaya produksi meningkat, produksi tahu dapat menurun atau tetap dan hal ini akan menyebabkan harga jual produk naik dan ini dapat menjadi ancaman bagi besar kecilnya penjualan.
3.Alternatif Strategi
Untuk merumuskan alternatif strategi yang diperlukan dalam pemasaran tahu di Kota Surakarta digunakan analisis Matriks SWOT.
Tabel 5. Matriks SWOT Pemasaran Tahu di Kota Surakarta (PICT 5)
Setelah mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam pemasaran tahu di Kota Surakarta, maka diperoleh beberapa alternatif strategi yang dapat dipertimbangkan, antara lain:
a.Strategi S-O
Strategi S-O (Strength-Opportunity) adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi S-O yang dapat dirumuskan adalah :
1)Mempertahankan kualitas produk dengan pemanfaatan perkembangan teknologi untuk menjaga kepercayaan konsumen.
2)Membentuk asosiasi/serikat pengusaha tahu guna menjaga bargaining position terhadap pemasok.
b.Strategi W-O
Strategi W-O (Weakness-Opportunity) adalah strategi untuk meminimalkan kelemahan yang ada untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi W-O yang dapat dirumuskan adalah :
1)Meningkatkan volume penjualan melalui diversifikasi produk dengan memanfaatkan kebijakan mengenai kuliner.
2)Peningkatan kualitas SDM melalui program-program dari pemerintah.
c.Strategi S-T
Strategi W-T (Weakness-Threat) adalah strategi defensif untuk meminimalkan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Alternatif strategi yang dapat dirumuskan adalah :
1)Meningkatkan kualitas dan menjaga kontinuitas produk dengan manajemen produksi yang baik untuk meningkatkan daya saing.
2)Meningkatkan efisiensi pemasaran dengan menjalin kemitraan.
d.Strategi W-T
Strategi S-T (Strength-Threat) adalah strategi untuk mengoptimalkan kekuatan internal yang dimiliki dalam menghindari ancaman. Alternatif strategi S-T yang dapat dirumuskan adalah :
1)Penggunaan SOP secara sederhana guna keefektifan dan efissien.
2)Peningkatan jejaring permodalan dan promosi melalui kemasan produk serta peningkatan SDM.
4.Prioritas Strategi
a.Mempertahankan kualitas produk dengan pemanfaatan perkembangan teknologi untuk menjaga kepercayaan konsumen (5,099)
Saat ini, perkembangan teknologi untuk memproduksi tahu sudah cukup banyak dan bervariasi. Selain ketel uap yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas tahu, ada masih banyak lagi teknologi yang dapat digunakan. Pengusaha tahu dapat memanfaatkan perkembangan teknologi dalam memproduksi tahu sehingga dapat membuat tahu lebih enak, higienis dan tahan lama sehingga loyalitas konsumen terjaga.
b.Meningkatkan volume penjualan melalui diversifikasi produk dengan memanfaatkan kebijakan mengenai kuliner (5,204)
Ada berbagai cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan volume penjualan suatu produk, salah satunya adalah dengan membuat diversifikasi dari produk tersebut. Diversifikasi dari produk tahu yang berkembang dimasyarakat saat ini dapat dicontoh oleh pengusaha tahu untuk meningkatkan volume penjualan karena dengan menciptakan diversifikasi dari produk ini yang sesuai dengan selera konsumen, dapat meningkatkan nilai tambah tahu dan meningkatkan keuntungan.
Disisi lain, pemerintah juga memberikan perhatian mengenai kebijakan-kebijakan kuliner di Kota Surakarta seperti mengikutsertakan industri kecil dalam Event-event berupa acara pasar malam, hari ulang tahun Kota Surakarta, event untuk usaha kecil dan menengah yang diselenggarakan oleh swasta, atau bazaar.
c.Meningkatkan kualitas dan menjaga kontinuitas produk dengan manajemen produksi yang baik untuk meningkatkan daya saing (4,922)
Agar suatu produk mampu bersaing dengan produk pesaing, maka kualitas produk tersebut harus menjadi perhatian. Pengusaha tahu wajib untuk terus meningkatkan kualitas dari produk mereka agar mampu meningkatkan daya saing sehingga tetap bertahan dalam usahanya dan mampu meningkatkan laba.
Strategi terbaik yang dapat diterapkan dalam pemasaran tahu di Kota Surakarta berdasarkan analisis Matriks QSP adalah strategi II yaitu Meningkatkan volume penjualan melalui diversifikasi produk dengan memanfaatkan kebijakan mengenai kuliner dengan nilai TAS (Total Atractive Score) sebesar 5,204. Pelaksanaan alternatif strategi berdasarkan nilai TAS pada matriks QSP dapat dilakukan dari nilai TAS strategi yang tertinggi, kemudian tertinggi kedua, dan diikuti strategi urutan berikutnya sampai nilai TAS strategi yang terkecil. Hasil perhitungan analisis matriks QSP dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Pemasaran Tahu di Kota Surakarta (PICT 6)
Berdasarkan prioritas strategi yang telah dipilih yaitu meningkatkan volume penjualan melalui diversifikasi produk dengan memanfaatkan kebijakan mengenai kuliner, industri tahu mampu meningkatkan volume penjualannya dan pengusaha mampu mencapai tujuan usaha yang telah ditetapkan yaitu mencapai laba maksimal.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
1.Faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) pemasaran tahu di Kota Surakarta adalah sebagai berikut :
a.Kekuatan: pengalaman usaha di bidang industri tahu, hubungan yang baik antar pengusaha, saluran distribusi yang pendek, kualitas produk tahu baik, kontinuitas produksi terjamin
b.Kelemahan: modal usaha terbatas, tingkat pendidikan yang masih rendah, tidak adanya keragaman produk, promosi terbatas, pengelolaan kurang higienis, belum melaksanakan pengawasan dan evaluasi secara baik, limbah belum dikelola secara optimal.
c.Peluang : adanya perhatian dari pemerintah, adanya kepercayaan dari konsumen, kontinuitas bahan baku terjamin, pedagang membantu memperluas pemasaran, perkembangan teknologi pengolahan pangan
d.Ancaman: implementasi kebijakan/peraturan rendah, proses yang rumit untuk mendapatkan pinjaman modal dari Dinas Koperasi, adanya persaingan kualitas dan kuantitas tahu antar industri tahu, adanya fluktuasi harga bahan baku.
2.Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran tahu di Kota Surakarta yaitu :
a.Strategi S-O
1)Peningkatan kualitas produk dengan pemanfaatan perkembangan teknologi untuk menjaga kepercayaan konsumen.
2)Membentuk asosiasi/serikat pengusaha tahu guna menjaga bargaining position terhadap pemasok.
b.Strategi W-O
3)Meningkatkan volume penjualan melalui diversifikasi produk dengan memanfaatkan kebijakan mengenai kuliner.
4)Peningkatan kualitas SDM melalui program-program dari pemerintah
c.Strategi S-T
3)Meningkatkan kualitas dan menjaga kontinuitas produk dengan manajemen produksi yang baik untuk meningkatkan daya saing.
4)Meningkatkan efisiensi pemasaran dengan menjalin kemitraan.
d.Strategi W-T
3)Penggunaan SOP secara sederhana guna keefektifan dan efissien.
4)Peningkatan jejaring permodalan dan promosi melalui kemasan produk serta peningkatan SDM.
3.Prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran tahu di Kota Surakarta berdasarkan analisis matriks QSP adalah meningkatkan volume penjualan melalui diversifikasi produk dengan memanfaatkan kebijakan mengenai kuliner.
B.Saran
1.Pengusaha tahu sebaiknya membuat diversifikasi produk sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dari tahu dengan konsekuensi bahwa modal yang dibutuhkan tidak sedikit dan tetap mempertahankan kualitas tahu dengan memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini sesuai dengan permintaan konsumen, meningkatkan promosi tahu misalnya dengan mengikuti pameran-pameran, meningkatkan standar mutu produk dengan peningkatan kemasan produk dan menjaga kehigienisan produk dan tempat produksi serta memanfaatkan limbah produksi dengan bekerja sama antar pengusaha tahu dalam hal pembuatan alat pengolahan limbah sehingga dapat dimanfaatkan secara bersama-sama, memperbaiki manajemen keuangan serta meningkatkan jejaring pemasaran.
2.Pemerintah diharapkan lebih memperhatikan industri kecil tahu serta berperan dalam pemasaran tahu dengan cara mengikutsertakan pengusaha dalam berbagai event (pameran, pesta kuliner) dan tetap membina industri tahu. Pemerintah juga diharapkan memberikan kemudahan-kemudahan kepada industri tahu terutama dalam hal peminjaman modal agar dapat meningkatkan akses permodalan dengan memfasilitasi jejaring permodalan dengan perbankan dan lembaga pembiayaan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
David, F R. 2004. Manajemen Strategis Konsep-Konsep. Edisi Kesembilan. Terjemahan PT. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta
Iswanto, K. 2008. Strategi Pemasaran. www.midascorporate.com. Diakses pada tanggal 14 Januari 2010.
Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Singarimbun, M dan Effendi Sofyan. 1997. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.
Umar, H. 2002. Strategic Management in Action. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
P.S :
PICT 1 - PICT 6 nyusul ya karena jaringan lagi benar-benar kakampreddooo. :). pict 1-6 berisi mengenai tabel perumusan strategi dan perhitungan nilai ketertarikan. nanti pasti saya tampilkan. maaf kepending :). at least, sedikit tulisan diatas bisa ngebantu teman-teman yang memang lagi berkutat dengan penelitian ataupun skripsi dengan tema manajemen strategi atau mengenai strategi pemasaran. eniwei, dibaca dengan baik dan cermat ya, jangan langsung asal copas! heehee